Jumat, 28 Oktober 2016

Allhamdulilah berawal dari beasiswa


 
Assalamualaikum Wr. Wb.

Haiiiii..kemarin janji mau bahas tentang kehidupan di Inggris, tapi sebelum saya bercerita, ulas sedikit dulu ya gimana caranya saya bisa sampai di Inggris ;p

Ok,let's start....

Jadi ceritanya suami Alhamdulilah mendapatkan beasiswa dari LPDP (Lembaga Pengembangan Dana Pendidikan). Lembaga ini dibuat oleh Kementerian Keuangan. Nah, untuk mendapatkan kesempatan mendapatkan beasiswa ini tidak mudah lho...

Tahun lalu, 2015 sebenarnya suami sudah mendapatkan kampus yang diinginkan, yaitu Universitas Birmingham, Inggris. Suami lulus untuk segala syarat administrasi yang diajukan pihak kampus. Namun, kendalanya adalah suami tidak mempunyai biaya untuk bayar sekolah. Bisa dibayangkan dong berapa uang kuliah yang harus dibayarkan untuk bisa sekolah di Inggris...mahall banget sayy..setahun kurang lebih 18.000 poundsterling. Sungguh kami tidak mempunyai uang sebanyak itu.

Lalu, suami mengajukan diri untuk mendaftar beasiswa di Kementerian ESDM, tempat suami saya bekerja. Tetapi, setelah mengikuti berbagai seleksi, suami tak kunjung mendapatkan kepastian hasil. Istilahnya seperti di-PHP-in kali ya...Pihak kantor padahal telah memastikan bahwa suami saya pasti mendapatkan beasiswanya. Omongan tinggal omongan..seperti janji-janji pejabat pemerintah yang tak pasti..hahaha. 

Nah, di tahun 2016 saat itu sedang ada pendaftaran untuk beasiswa LPDP. Iseng-iseng mencoba peruntungan,saya suruh suami untuk mendaftar beasiswa tersebut. Singkat kata, Allhamdulilah ya Rabb...setelah lewat seleksi yang sangat ketat dan perjuangan suami untuk mencapai nilai IELTS yang disyaratkan, suamiku akhirnya lulus...Betapa senangnya kami, di saat menunggu ketidakpastian dari kantor, Allah pun punya jalan lain. Allah SWT mengabulkan doa kami. Alhamdulilah...gimana gak senang, beasiswa LPDP tidak hanya membayarkan segala kebutuhan tentang perkuliahan suami di Inggris, tetapi beasiswa tersebut juga memberikan tunjangan kehidupan untuk keluarganya yang mau ikut (seperti istri atau anak). Yah walaupun tunjungan keluarga hanya diberikan sejak bulan ketujuh sampai masa studi selesai, bagi saya ini sudah rezeki yang luar biasa. Tidak hanya suami yang bisa kuliah di Inggris, saya pun bisa menemani suami ke sana. :)

Lalu bagaimana dengan pekerjaan saya di Indo? karir saya jika saya ikut? dengan niat untuk mengabdi kepada suami, saya pun ikhlas meninggalkan karir. Saya percaya, rezeki sudah ada yang mengatur. InsyAllah , Allah SWT akan memberikan saya tempat bekerja yang lebih baik ketika saya pulang ke Indonesia. Amin.....


Ok.itulah sekilas proses awal saya dan suami akhirnya bisa ke Inggris...di Part 2 saya akan cerita bagaimana proses mengurus visa sendiri dan dokumen-dokumen ke UK...siapa tau berguna bagi kalian yang mau mampir ke Inggris :p

seee yaaa....





Tidak ada komentar:

Posting Komentar