Senin, 07 November 2016

Pertama menginjak Birmingham


Assalamualaikum Wr. Wb


Hari ini saya akan bercerita saat pertama kali menginjak kota Birmingham..oh ya Birmingham ini adalah kota terbesar kedua di Inggris setelah London. So, kotanya lumayan besar dan lumayan banyak penduduk dari berbagai negara. 

Dari Jakarta ke Inggris, kami memilih naik pesawat Emirates Airlines. Perjalanan ditempuh kurang lebih selama 17 jam dengan transit di Dubai selama 2 jam. Pukul 07.00 pagi, saya dan suami tiba di Birmingham Airport, tepatnya hari Rabu, 14 September 2016. Alhamdulilah, ada yang menjemput kami di bandara, namanya Mas Adam. Mas Adam ini sudah 5 tahun tingggal di UK bersama istri dan kedua anaknya. Mas Adam menempuh studi Phd dan istrinya, Mba Delima, menempuh studi Master. 

Kami sebelumnya tidak mengenal siapa-siapa rekan di UK, lewat group LPDP suami, akhirnya kami mendapatkan info bahwa ada keluarga yang mengizinkan kami untuk tinggal sementara di rumahnya (yaitu keluarga Mas Adam). Saya dan suami sangat senang sekali, untuk sementara kami bisa tinggal di rumah keluarga Mas Adam sambil kami mencari rumah yang dapat kami sewa sendiri.

Ini foto kami ketika pertama sampai di Birmingham Airport :)
 


Lanjut...dari Birmingham Airport, untuk sampai ke rumah Mas Adam, di daerah Aston kita bisa pilih untuk transportasinya. Kita bisa naik bus, kereta atau taxi. Akhirnya kita memilih untuk naik taxi, karena kami pikir bawa 2 koper besar dan 2 tas hand carry pasti repot kalau mesti naik angkutan umum. Yaa..walaupun ongkosnya pasti lebih mahal..hikss..gak apa-apa sekali-sekali :p. Dari bandara ke rumah Mas Adam naik taxi habis 30 pounds (sekitar 500 ribu dengan acuan rupiah 17.000 saat itu). Padahal jaraknya tidak terlalu jauh, cuma 25 menit lho..hehe. Kalau naik bus hanya sekitar 4 pounds per orang (sekitar 68 ribu). Naik kereta lebih murah lagi sekitar 3 pounds (sekitar 51 ribu). Tapi ya itu, kalau mau naik bus atau kereta, siap-siap kita gotong sendiri kopernya..belum lagi beberapa kali harus gonta-ganti bus. Wah kebayang pikirnya saat itu kalo naik bus atau kereta pasti sangat capek sekali, ditambah kita masih jetleg...hehehe.

Nah,  ini dia rumah keluarga Mas Adam..sederhana tapi classic, seperti cluster gitu modelnya. Dengan khasnya rumah di Inggris, yaitu cerobong asap dan temboknya berlapis bata merah :)



Hari pertama sampai di rumah Mas Adam, kami pun istirahat dan sorenya langsung diajak jalan-jalan mengelilingi sekitar daerah Aston. Oh ya, daerah Aston ini kebanyakan dihuni oleh orang Islam. Mereka berasal dari Pakistan, Bangladesh, dan India. Maka dari itu, di daerah Aston ini banyak mushola dan orang-orang yang menggunakan jilbab. Toko-toko halal pun tidak sulit dijumpai, saya pun tidak merasa asing berada di sini :)

Ok, sekian dulu ya cerita hari ini...nanti disambung lagi :)

See yaaa...









Jumat, 28 Oktober 2016

Cara mengurus visa sendiri ke UK


Assalamualaikum Wr. Wb


Haii...kali ini saya akan berbagi pengalaman mengenai gimana sih caranya mengurus visa dan dokumen ke UK? susah apa mudah sih?

Beberapa orang mungkin memilih untuk mengurus pembuatan visa ke UK melalui jasa agen travel di Indonesia. Disamping lebih cepet, kita pasti gak akan kerepotan. Iya sh..kalo yang punya uang lebih monggo gunakan jasa agen travel. Tarif jasa agen travel ada yang bilang kurang lebih Rp3 jta. Wah lumayan banget ya...

Nah, kalo saya dan suami memilih mengurus visa sendiri. Ternyata, gak sulit kok, apalagi sekarang sudah sistem online. Kita tinggal isi form di website-nya https://www.gov.uk/appy-uk-visa . Ikutin langkah-langkah di situ. Nanti di form online tersebut kita disuruh bayar untuk pembuatan visa UK per orang sebesar USD 459 dan asuransi kesehatan atau IHS (Immigration Health Surcharge) sebesar USD 315 (untuk setahun). Untuk asuransi kesehatan biayanya tergantung berapa lama kamu akan tinggal di UK. Jadi biaya IHS beda-beda setiap orang. Jika kamu bawa anak, biaya tersebut tetap dihitung. Gunanya IHS ini adalah, ketika kita berobat di Inggris, kita tidak perlu lagi membayar biaya obat-obatan atau jasa dokter..sampai biaya melahirkan pun juga gratis..so saya berharap bisa melahirkan gratis nanti di sana..hehehe..aminnn.

Setelah kita isi form, nanti kita yang menentukan sendiri kapan bisa datang membawa dokumen-dokumen yang diperukan. Adapun dokumen yang harus dipersiapkan yaitu
1. Paspor istri dan suami + fotokopi masing-masing selembar
2. Kartu keluarga asli + fotokopian (pastikan kartu keluarga suami istri harus dalam satu KK dgn  alamat yg sama, jangan beda KK, karena akan ditolak visanya)
3. Surat nikah asli + fotokopian
4. Akte kelahiran + fotokopian
5. Ijazah sekolah/universitas, transkrip nilai (untuk yang studi aja)
6. LOA (letter of acceptance) --> surat keterangan diterima dari kampus yang dituju
7. Surat keterangan pemberi beasiswa (dari LPDP)
8. Sertifikat IELTS (bagi dependent tidak wajib)
9. Sertifikat bebas TBC (sebelumnya kita harus ikut tes bebas TBC, waktu itu saya dan suami ikut tes di RS Premier Jatinegara, per orang biayanya Rp. 650.000,-)
10. Rekening koran dan  surat keterangan dari bank (jadi untuk istri/anak yang ikut atau disebut dependent menyiapkan uang di tabungan yang jumlahnya tergantung berapa lama kita tinggal. Biasanya dihitung dari biaya IHS kita dikali lama tinggal di UK). Jumlah tersebut yang harus ada di tabungan dan tidak boleh diambil selama kurang lebih 1,5 bulan. Oh ya deposito ini hanya untuk dependent ya, untuk yang mendapat beasiswa tidak perlu. Kebayang ya berapa banyak harus menyiapka uang...hiksss...walaupun saya mendapatkan bantuan dana dari surat keterangan LPDP atau living allowance untuk di Inggris, tetap saja saya empot-empotan nyiapin sisanya :(

Oh iya untuk KK dan akte kelahiran harus diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris ya (Penerjemahnya juga harus yang diakui oleh kedutaan Inggris, untuk listnya bisa dicari di google)

Nah untuk tiket pesawat, tidak perlu dilengkapi di dokumen tersebut ya,karena ini izinnya untuk studi jadi di LOA sudah ada tanggal pasti kapan harus mulai belajar di sana. Kecuali untuk turis, mungkin harus dilampirkan tiket pesawatnya.

Setelah dokumen disiapkan, baru deh kita kasih ke VFS yang ada di Kuningan City, Jakarta. Untuk dependent tinggal kasih dokumen saja ke petugas, tidak ada proses interview, hanya pengambilan sidik jari atau Biometric. Sedangkan suami, ada interview tetapi hanya sebentar saja kok...

Proses dari submit dokumen hingga keluar visa kurang lebih 3 minggu. So, jika kamu akan berangkat dalam waktu dekat harus diperhitungan dari mulai lama proses pembuatan visanya ya :) . Tapi kalo visanya mau jadi cepet juga bisa, bayar lagi ke VFS dengan visa priority namanya. Biayanya kurang lebih 2,5 juta, ini cuma 3-4 hari jadi (kalo gak salah ya..)

Oke..cukup sekian ulasan proses saya mengurus visa...semoga bermanfaat.

See yaa...


Allhamdulilah berawal dari beasiswa


 
Assalamualaikum Wr. Wb.

Haiiiii..kemarin janji mau bahas tentang kehidupan di Inggris, tapi sebelum saya bercerita, ulas sedikit dulu ya gimana caranya saya bisa sampai di Inggris ;p

Ok,let's start....

Jadi ceritanya suami Alhamdulilah mendapatkan beasiswa dari LPDP (Lembaga Pengembangan Dana Pendidikan). Lembaga ini dibuat oleh Kementerian Keuangan. Nah, untuk mendapatkan kesempatan mendapatkan beasiswa ini tidak mudah lho...

Tahun lalu, 2015 sebenarnya suami sudah mendapatkan kampus yang diinginkan, yaitu Universitas Birmingham, Inggris. Suami lulus untuk segala syarat administrasi yang diajukan pihak kampus. Namun, kendalanya adalah suami tidak mempunyai biaya untuk bayar sekolah. Bisa dibayangkan dong berapa uang kuliah yang harus dibayarkan untuk bisa sekolah di Inggris...mahall banget sayy..setahun kurang lebih 18.000 poundsterling. Sungguh kami tidak mempunyai uang sebanyak itu.

Lalu, suami mengajukan diri untuk mendaftar beasiswa di Kementerian ESDM, tempat suami saya bekerja. Tetapi, setelah mengikuti berbagai seleksi, suami tak kunjung mendapatkan kepastian hasil. Istilahnya seperti di-PHP-in kali ya...Pihak kantor padahal telah memastikan bahwa suami saya pasti mendapatkan beasiswanya. Omongan tinggal omongan..seperti janji-janji pejabat pemerintah yang tak pasti..hahaha. 

Nah, di tahun 2016 saat itu sedang ada pendaftaran untuk beasiswa LPDP. Iseng-iseng mencoba peruntungan,saya suruh suami untuk mendaftar beasiswa tersebut. Singkat kata, Allhamdulilah ya Rabb...setelah lewat seleksi yang sangat ketat dan perjuangan suami untuk mencapai nilai IELTS yang disyaratkan, suamiku akhirnya lulus...Betapa senangnya kami, di saat menunggu ketidakpastian dari kantor, Allah pun punya jalan lain. Allah SWT mengabulkan doa kami. Alhamdulilah...gimana gak senang, beasiswa LPDP tidak hanya membayarkan segala kebutuhan tentang perkuliahan suami di Inggris, tetapi beasiswa tersebut juga memberikan tunjangan kehidupan untuk keluarganya yang mau ikut (seperti istri atau anak). Yah walaupun tunjungan keluarga hanya diberikan sejak bulan ketujuh sampai masa studi selesai, bagi saya ini sudah rezeki yang luar biasa. Tidak hanya suami yang bisa kuliah di Inggris, saya pun bisa menemani suami ke sana. :)

Lalu bagaimana dengan pekerjaan saya di Indo? karir saya jika saya ikut? dengan niat untuk mengabdi kepada suami, saya pun ikhlas meninggalkan karir. Saya percaya, rezeki sudah ada yang mengatur. InsyAllah , Allah SWT akan memberikan saya tempat bekerja yang lebih baik ketika saya pulang ke Indonesia. Amin.....


Ok.itulah sekilas proses awal saya dan suami akhirnya bisa ke Inggris...di Part 2 saya akan cerita bagaimana proses mengurus visa sendiri dan dokumen-dokumen ke UK...siapa tau berguna bagi kalian yang mau mampir ke Inggris :p

seee yaaa....





Rabu, 26 Oktober 2016

Here..I'm back :)


Assalamualaikum Wr. Wb,

Omigott it's been a while.....setelah vacum kurang lebih 4 tahun, akhirnya saya bisa menumpahkan untaian kata-kata saya lagi di dalam blog saya ini. Kenapa? alasannya panjang...haaa

Singkat kata, alasan yang utama adalah karena saya terlalu sibuk dengan karir. Sejak fokus ke dunia kerja, entah kenapa keinginan menulis saya jadi berkurang. Gimana mau nulis, berangkat pagi pulang malam,badan sudah capek sekali..rasanya mau langsung tepar ke kasur dan gak mau berpikir lagi..hehe. Ada waktu sabtu-minggu, itu pun masih digunakan kadang untuk dines atau training. Klo enggak ya bebenah rumah atau kondangan. Maklum di Jakarta, kondangan hampir setiap minggu, udah kaya pergi ke gereja cyin :p

Ok, langsung move on...in the next chapter ,nanti saya akan mulai menulis lagi tentang kehidupan saya di "negeri orang". Saya akan berbagi pengalaman tentang kehidupan di Inggris, United Kingdom.

Oh ya, FYI Allhamdulilah sejak 2013 akhir, saya sudah mengenakan hijab. So, here my picture with  new look style :p






See ya..... cheers :)